"Jika pinangan kami Anda terima, kami ucapkan Alhamdulillah. Dan kalau Anda menolak, maka kami ucapkan Allahu Akbar." (Bilal bin Rabbah).
Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah
bersabda: "Tiga orang yang selalu diberi pertolongan Allah adalah
seorang mujahid yang selalu memperjuangkan agama Allah, seorang penulis
yang selalu memberi penawar dan seorang yang menikah untuk menjaga
kehormatannya" (HR Thabrani).
Banyak jalan yang dapat menghantarkan
orang kepada peminangan dan pernikahan. Banyak sebab yang mendekatkan
dua orang yang saling jauh menjadi suami istri yang penuh barakah dan
diridhai Allah.
Ketika niat sudah mantap dan tekad sudah
bulat, persiapkan hati untuk melangkah ke peminangan. Dianjurkan,
memulai lamaran dengan hamdalah dan pujian lainnya kepada Allah SWT.
Serta Shalawat kepada Rasul-Nya. Abu Hurairah r.a. menceritakan bahwa
Rasulullah SAW pernah bersabda: "Setiap perkataan yang tidak dimulai
dengan bacaan hamdalah, maka hal itu sedikit barakahnya (terputus
keberkahannya)" HR Abu Daud, Ibnu Majah dan Imam Ahmad.
Setelah peminangan disampaikan, biarlah
pihak wanita dan wanita yang bersangkutan untuk mempertimbangkan.
Sebagian memberikan jawaban segera, sebelum kaki bergeser dari tempat
berpijaknya, sebab menikah mendekatkan kepada keselamatan akhirat,
sedang calon yang datang sudah diketahui akhlaqnya, sebagian memerlukan
waktu yang cukup lama untuk bisa memberi kepastian apakah pinangan
diterima atau ditolak, karena pernikahan bukan untuk sehari dua hari.
Apapun, serahkan kepada keluarga wanita
untuk memutuskan. Mereka yang lebih tahu keputusan apa yang terbaik bagi
anaknya. Anda harus husnudzan pada mereka. Bukankah ketika meminang
wanita berarti anda mempercayai wanita yang diharapkan oleh anda beserta
keluarganya.
Keputusan apapun yang mereka berikan,
sepanjang didasarkan atas musyawarah yang lurus, akan baik dan Insya
Allah memberi akibat yang baik bagi anda. Tidak kecewa orang yang
istikharah dan tidak merugi orang yang musyawarah. Maka apapun hasil
musyawarah, sepanjang dilakukan dengan baik, akan membuahkan kebaikan.
Sebuah keputusan tidak bisa disebut
buruk atau negatif, jika memang didasarkan kepada musyawarah yang
memenuhi syarat, hanya karena tidak memberi kesempatan kepada anda untuk
menjadi anggota keluarga mereka. Jika niat anda memang untuk
silaturrahim, bukankah masih tersedia banyak peluang untuk menyambung?
Anda telah meminangnya dengan hamdalah,
anda telah dimampukan datang oleh Allah Yang Maha Besar. Dia-lah Yang
Maha Lebih Besar. Semuanya kecil.
Ada pelajaran yang sangat berharga dari
Bilal bin Rabbah tentang meminang. Ketika ia bersama Abu Ruwaihah
menghadap kabilah Khaulan, Bilal mengemukakan : "Jika pinangan kami anda
terima, kami ucapkan Alhamdulillah. Dan kalau anda menolak, maka kami
ucapkan Allahu Akbar."
Maka, kalau pinangan yang anda sampaikan
ditolak, agungkan Allah, semoga anda tetap berbaik sangka kepada Allah
dan juga kepada keluarganya. Sebab bisa jadi, penolakan merupakan jalan
pensucian jiwa dari kedzaliman diri sendiri, bisa jadi penolakan
merupakan proses untuk mencapai kematangan, kemantapan dan kejernihan
niat. Sementara ada banyak hal yang dapat mengotori niat.
Bisa jadi Allah hendak mengangkat
derajat anda, kecuali anda justru malah merendahkan diri sendiri. Tapi
hati perlu diperiksa, jangan-jangan perasaan itu muncul karena ujub.
Kekecewaan, mungkin saja timbul. Barangkali ada perasaan yang perih,
barangkali juga ada yang merasa kehilangan rasa percaya diri saat itu.
Ini merupakan reaksi psikis yang wajar, kecewa adalah perasaan yang
manusiawi, tetapi ia harus diperlakukan dengan cara yang tepat agar ia
tidak menggelincirkan ke jurang kenistaan yang sangat gelap.
Kecewa memang pahit. Orang sering tidak
tahan menanggung rasa kecewa, mereka berusaha membuang jauh-jauh sumber
kekecewaan. Sekilas nampak tidak ada masalah, tetapi setiap saat berada
dalam kondisi rawan. Perasaan itu mudah bangkit lagi dengan rasa sakit
yang lebih perih. Dan yang demikian tidak dikehendaki Islam.
Islam menghendaki kekecewaan itu
menghilang perlahan-lahan secara wajar. Sehingga kita bisa mengambil
jarak dari sumber kekecewaan dengan tidak kehilangan obyektivitas &
kejernihan hati, kita menjadi lebih tegar, meskipun proses yang
dibutuhkan untuk menghapus kekecewaan lebih lama. Kalau anda merasa
kecewa, periksalah niat anda. Dibalik yang dianggap baik, mungkin ada
niat yang tidak lurus.
Periksalah motif-motif yang melintas
dalam batin. Selama peminangan hingga saat menunggu jawaban. Kemudian
biarkan hati memproses secara wajar sampai menemukan kembali ketenangan
secara mantap. Tetapi kalau jawaban yang diberikan oleh keluarga wanita
sesuai harapan, berbahagialah sejenak.
Bersyukurlah. Insya Allah kesendirian
yang dialami dengan menanggung rasa sepi sebentar lagi akan menghapus
kepenatan selama di luar rumah. Insya Allah sebentar lagi. Tunggulah
beberapa saat.
Setelah tiba masanya, halal bagi anda
untuk melakukan apa saja yang menjadi hak anda bersamanya. Akan tiba
masanya anda merasakan kehangatan cintanya. Kehangatan cinta wanita yang
telah mempercayakan kesetiaannya kepada anda. Setelah tiba masanya,
halal bagi anda untuk menemukan pangkuannya ketika anda risau.
Selama menunggu, ada kesempatan untuk
menata hati. Melalui pernikahan, Allah memberikan banyak keindahan dan
kemuliaan. Oleh: Sukeri Abdillah Ref: Kupinang Engkau dengan Hamdalah,
M. Faudzil `Adhim.
Tags yang terkait dengan Kupinang Engkau
Dengan Hamdalah, kupinang engkau dengan hamdalah pdf, ku pinang kau
dengan bismillah, kupinang kau dengan hamdallah, buku kupinang engkau
dengan hamdalah, ebook kupinang engkau dengan hamdalah, lirik kupinang
engkau dengan bismillah, film kupinang engkau dengan bismillah, ku
pinang kau dengan bismillah lirik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar